Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz dengan penuh optimistis menjawab
kekhawatiran banyak pihak ihwal program KPR dengan FLPP jika berjalan
tanpa BTN. Menpera Djan Faridz mengatakan, target 170 ribu unit rumah
tetap bisa tercapai dengan atau tanpa BTN.
"Dengan atau tidak dengan BTN, penambahan atau tidak dengan
penambahan, kita targetnya ada 170 ribu unit rumah, dan akan terus
dinaikkan sampai 200 ribu unit rumah," kata Djan Faridz, seusai rapat
kerja bersama Komisi V DPR RI, di Jakarta, Selasa (31/1/2012).
Djan
Faridz menambahkan, bila ada kekhawatiran bank lainnya tidak bisa
menjalankan FLPP, hal itu hanya persoalan pemahaman sistem
penyalurannya.
"Bank itu belum mengerti bagaiman penyalurannya.
Tapi, sudah kami beri tahu dan mereka siap dengan bunga sekitar 6-7
persen. Semuanya seragam," lanjutnya.
Menpera berharap, dalam
waktu dekat proses PKO (Perjanjian Kerjasama Operasional) dengan empat
bank BUMN, yakni BTN, BRI, BNI 46, dan Bank Mandiri segera selesai.
"DPR
meminta akhir Februari penundaan FLPP segera berakhir. Sekarang masih
tahap negosiasi proposal, kalau besok selesai, ya, FLPP bisa jalan
lagi," ujarnya.
Selama ini, BTN dikenal sebagai bank penyalur FLPP
terbesar sebanyak 90 persen. Menurut Ali Tranghanda, Direktur Indonesia
Property Watch (IPW), apabila FLPP berjalan tanpa melibatkan BTN,
dikhawatirkan kesiapan bank lain belum ada.
Ali mengatakan,
apabila FLPP berjalan dua minggu lagi, maka FLPP baru dapat aktif tiga
bulan kemudian untuk menunggu kesiapan bank-bank lain menyiapkan
infrastruktur. Bagi BTN, lanjut Ali, bila tak ikut terlibat dalam FLPP,
maka mengalami kolaps.
"Ia akan mati supply dan demand-nya,
karena dia penyalur paling besar. Bisnis dia 90 persen dari subsidi
penyaluran rumah rakyat. Jika benar, maka ini akan mengganggu stabilitas
pertumbuhan rumah nasional," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar