Kamis, 16 Februari 2012

Jika Anak Malas Sekolah

WASPADAI jika anak yang biasa rajin ke sekolah, tiba-tiba enggan berangkat. Menyelidiki apa yang terjadi, merupakan langkah terbaik yang harus dilakukan orangtua.

Mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah adalah awal paling penting bagi anak-anak. Seperti aktivitas rutin yang dimulai dari bangun tidur, sarapan pagi, mempersiapkan buku, hingga berangkat sekolah.

Kegiatan rutin di pagi hari tersebut tidak akan menjadi beban bagi orangtua jika si anak menjalaninya dengan senang hati dan gembira. Sebaliknya, orangtua akan bingung jika tiba-tiba anak enggan bangun pagi, menolak sarapan, ataupun malas mengenakan seragam untuk sekolah.

Jika biasanya anak bersemangat bercerita tentang aktivitas di sekolah, tapi belakangan tiba-tiba sering melamun dan bermalas-malasan, seperti malas mengerjakan PR, belajar sampai-sampai malas berangkat ke sekolah, orangtua sebaiknya jangan langsung memarahi atau menghukum anak. Orangtua harus jeli dan bijak mencari penyebab anak berperilaku demikian. Sebab, jika tidak jeli, bisa saja anak akan semakin membenci sekolah dan bahkan trauma.

Seperti penelitian yang dilakukan seorang dokter anak dari Pediatric Medical Associates di Pennsylvania, Jeremy Lichtman MD yang mengungkap banyak hal penyebab anak tiba-tiba malas sekolah. Seperti alasan terlalu banyak tugas seperti pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan di rumah, lingkungan sekolah yang tidak nyaman, bahkan anak tidak percaya diri ketika berada di sekolah.

"PR memang tugas sekolah yang harus dikerjakan di rumah. Tetapi jika terlalu banyak, bisa-bisa membuat si kecil terbebani," kata Jeremy Lichtman.

Menurut Jeremy, orangtua harus aktif mengetahui tugas-tugas apa saja yang diberikan guru pada anak. Periksalah tenggang waktu penyerahan tugas yang ditentukan guru. Bantulah anak dalam mengerjakan PR, namun bukan berarti orangtua yang mengerjakannya.

"Biarkan si kecil yang mengerjakan sendiri PR-nya, tugas orangtua hanyalah membimbing dan mengoreksi apakah yang dikerjakannya sudah benar," tambah Jeremy.

Faktor lain yang perlu diwaspadai ketika anak malas berangkat ke sekolah adalah lingkungan sekolah yang tidak nyaman.

Dalam penelitian Jeremy, faktor itu biasanya disebabkan karena anak sering dijahili teman-temannya, bahkan bisa jadi dimintai uang.

"Kejadian seperti ini merupakan sesuatu yang sering didengar dan harus betul-betul diwaspadai orangtua agar anak tidak menjadi penakut atau bahkan trauma karenanya," ujar Jeremy.

Saat menghadapi hal seperti itu, Jeremy menyarankan agar orangtua segera mengambil tindakan. Tindakan itu bisa dengan menghubungi kepala sekolah dan ceritakan keluhan yang dihadapi si kecil saat sekolah. Mintalah kepala sekolah untuk menyelesaikannya dengan baik.

"Jika ternyata hal itu tidak juga bisa diatasi, jangan segan memindahkan anak ke sekolah yang bisa menjamin keamanan si kecil. Yang penting anak tidak menjadi korban," katanya lagi.

Penyebab lainnya, anak memiliki rasa rendah diri dan sulit bergaul dengan teman seusia. Hal itu membuat anak benar-benar tidak tertarik berangkat ke sekolah, karena di benaknya, sudah tertanam bahwa di sekolah dirinya tidak akan memiliki teman.

"Katakan pada anak bahwa dia sudah lebih beruntung dibandingkan dengan temantemannya yang cacat ataupun kurang mampu," tuturnya.

Penasihat dari Department of Counseling and Counseling Psychology, Auburn University Leah Davies, M Ed mengatakan, fobia sekolah atau dikenal juga Didaskaleinophobia adalah bentuk kecemasan yang tinggi terhadap sekolah yang biasanya disertai berbagai keluhan yang tidak pernah muncul atau hilang ketika berangkat sekolah sudah lewat atau pada hari libur.

"Anak yang mengalami fobia sekolah biasanya merasakan tidak aman, sensitif, dan sering kali tidak tahu bagaimana harus menghadapi emosi yang mereka rasakan," ujar Leah menulis di berbagai jurnal pendidikan di Amerika Serikat.

Dia menuturkan, fobia sekolah dapat dialami oleh setiap anak hingga usia 14-15 tahun, saat mulai bersekolah di sekolah baru atau menghadapi lingkungan baru. Atau, ketika menghadapi suatu pengalaman yang tidak menyenangkan di sekolahnya.

Sabtu, 11 Februari 2012

Agar Pembeli Jatuh Hati....

Tak hanya dalam membeli rumah, Anda juga perlu melakukan siasat tertentu ketika ingin menjual rumah. Selama ini sejumlah orang terpaku pada harga tanah dan bangunan saat ingin menjual rumah. Namun, pernahkah Anda memikirkan bagaimana mempercantik rumah agar pembeli lebih tertarik?
Keindahan rumah kini dapat menjadi nilai tambah yang akan dipertimbangkan oleh pembeli. Tak perlu khawatir, melakukan perubahan pada rumah agar tampil lebih cantik tidak selalu membuat kempes kocek Anda. Berikut ini beberapa siasat yang dapat dilakukan untuk mempercantik rumah dengan biaya minim:

Bagian depan
Memaksimalkan penampilan rumah bagian depan akan mempermudah Anda untuk membuat pembeli jatuh hati. Jika bagian depan sudah memikat, tentu saja calon pembeli akan tertarik untuk melihat bagian dalam. Oleh karena itu, pastikan bahwa semua elemen bagian depan rumah dalam kondisi baik, di antaranya pagar dan taman.

Pagar
Untuk mempercantik pagar, lapisi dengan warna cat yang sesuai dengan warna bangunan. Lakukan pengecatan ulang jika lapisan cat yang lama sudah tampak kusam.

Taman
Untuk mempercantik taman, tempatkan bunga berwarna-warni di dalamnya dan bersihkan taman dari rumput liar. Jika tidak memiliki taman, tambahkan bunga segar di dalam pot di sekitar pintu masuk.

Ruang lapang
Siasat selanjutnya adalah menciptakan ruangan yang lapang dengan menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak berguna. Banyaknya barang di dalam ruangan akan memberi aksen sempit pada rumah Anda. Padahal, sebuah ruangan yang lapang akan mempermudah calon pembeli membayangkan apa yang akan mereka letakkan di dalam rumah.

Kebersihan dan sirkulasi
Selain itu, ciptakan kenyamanan di dalam rumah dengan memperhatikan kebersihan dan sirkulasi udara di dalamnya. Bersihkan setiap ruangan dari debu dan kotoran yang menempel pada perabot rumah. Bersihkan jendela-jendela dan biarkan terbuka beberapa jam sebelum calon pembeli datang. Pastikan sirkulasi udara rumah berjalan lancar agar rumah tidak terasa lembab.

 



Trik Mencegah Lantai Keramik Terangkat

Lantai yang terangkat sangat mengganggu. Selain suaranya keras, pecahan keramiknya juga membahayakan penghuni rumah. Tampilan ruang pun jadi tak karuan.
Tak hanya itu. Masalah lain juga kerap timbul ketika keramik-keramik itu akan diganti. Sering kali warna dan motif keramik yang sama sudah sulit didapatkan di pasaran. Pemasangan yang sangat presisi pun sulit dilakukan, sehingga tampilan lantai tak seindah dulu lagi. Apa sih sebabnya keramik terangkat?
Terangkatnya keramik disebabkan akibat pemuaian pada keramik yang terpasang. Volume yang bertambah ini akan mendorong keramik terlepas dari adukan semennya. Besarnya tekanan menyebabkan peristiwa terangkatnya keramik ini (popping) menimbulkan bunyi keras seperti ledakan.
Sebetulnya, keramik yang terangkat bisa dicegah. Simak cara-cara berikut ini:
Memuai
Pemasangan keramik lantai dilakukan dari bagian tengah ke bagian tepi yang berbatasan dengan dinding. Beri jarak antara lantai dan dinding sekitar 2 mm sebagai ruang bagi muai-susutnya keramik. Ruang muai-susut tersebut berguna ketika keramik memuai, karena perbesaran volumenya masih dapat ditampung oleh jarak tersebut sehingga lantai tidak akan terangkat.
Karet dan busa
Pada celah antara keramik dan dinding dapat juga dipasangi bantalan karet atau busa agar tampilan lantai lebih rapi. Karena sifatnya, karet atau busa ini akan mampu menampung perbesaran volume yang dihasilkan saat keramik memuai.
Kualitas adukan
Gunakan adukan berkualitas bagus. Campuran semen dan pasir yang tidak rata menyebabkan daya rekat adukan terhadap keramik berkurang. Sebaliknya, dengan kualitas adukan yang kurang baik, saat terjadi pemuaian sedikit saja, adukan tidak dapat menahan terangkatnya keramik. Produk khusus untuk adukan keramik dapat dipilih karena campurannya lebih konsisten dan mengandung bahan aditif yang meningkatkan daya rekat.
Nah, semoga masalah keramik popping tidak terjadi lagi pada rumah Anda!